JK Mengaku Puas dan Bersyukur saat Meninjau Langsung Operasi Produksi Tungku Ferronikel 1 PT BMS

SUARAPELOSOK.COM, LUWU – Untuk agenda kali ini, JK begitu mantan Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla disapa, meninjau pabrik smelter PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) yang berlokasi di Desa Karang-Karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

JK berkunjung kembali pada Senin malam (22/04-2024), untuk meninjau langsung pabrik smelter PT BMS tersebut, terkait atas dimulainya operasi produksi pada tungku feronikkel 1.

Kehadiran JK, untuk menyaksikan proses peleburan nikel, Tapping Metal FerroNickel FeNi 1, Senin malam. Mendampingi Jusuf Kalla, Site Manager PT BMS, Zulkarnaen, menyampaikan kondisi pabrik nikel sudah menyala sejak Jumat, 12 April 2024 dua hari pasca lebaran Idul Fitri.

Beliau disambut langsung dengan kobaran api yang menyalah oleh semburan dari tungkuh pabrik smelter ferronikel 1 tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Site Manager Project PT BMS, Zulkarnain kepada awak media ini. “Syukur Alhamdulillah tungku pabrik smelter ferronikel 1 sudah mulai memasuki tahapan operasi produksi yang disaksikan langsung oleh Puang Ucu (sapaan akrab JK),” tuturnya.

Menurut Zulkarnaen saat melaporkan kondisi pabrik telah beroperasi 100 persen dan tidak ada kendala. Sesuai kapasitas, produksi kita bisa mencapai 1.000 ton per hari, namun untuk tahap awal, kita hasilkan 100 ton per hari,” ujarnya.

Lanjutnya, bahwa hal ini membuat Pak JK puas atas dimulainya tahapan operasi produksi di pabrik smelter perusahaan kita ini. Beliau juga menyampaikan, lanjut Zul menjelaskan, agar tenaga kerja yang ditempatkan pada tungku produksi ini agar sanantiasa pula mengedepankan profesionalisme kerja, menurut standar keselamatan dan kesehatan kerja atau K3.

“Karena K3 sangat mutlak untuk diterapkan, terlebih pada lingkungan kerja prabrik smelter yang sifatnya sangat berisiko tinggi ini,” begitu pesan-pesan Puang Ucu’ kepada management PT BMS ini.

Dalam kesempatan tersebut, JK meminta perusahaan menjaga kesehatan lingkungan diantaranya dengan menanami pohon di sekitar wilayah selatan pabrik yang dekat dengan Mushollah dan pemukiman warga.
Kepada wartawan yang hadir, JK, menyampaikan rasa syukur. Pabrik yang dibangun oleh Kalla Group sejak 2019 diawali dengan pembebasan lahan tahun 2016 bisa operasi di tahun 2024.

“Lima tahun kita membangun ini hasilnya sudah kita lihat, sudah mulai produksi dan itu dijalankan oleh anak-anak dari sini,” kata JK didampingi Suhaeli Kalla.

JK menyebutkan target produksi pabrik 1 sebesar 33 ribu hingga 36 ribu ton per tahun. Dan saat ini, pembangunan pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya sudah 40 persen, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir tahun 2024.

“Harapan kita ingin memberikan bahwa perusahaan nasional juga sanggup untuk menjadi yang terbaik selama kita bekerja dengan serius, terlatih, dan terampil. Di sini 80 persen yang kerja adalah anak-anak dari Luwu dan Palopo, dari luar itu hanya 20 persen,” ujarnya.

Jadi dengan beroperasinya tungku 1 ini, maka lowongan pekerjaan di PT BMS ini sudah jelas di depan mata.

Menurutnya, bahwa sangat tidak mudah untuk menghadirkan pabrik smelter nikel yang sifatnya berteknologi mutahir dengan nilai investasi triliunan ini. Dimana tahapan demi tahapan telah kita lalui dengan segala dinamikanya, demi mewujudkan komitmen sebuah perusahaan anak bangsa sendiri di bawah payung Kalla Group, untuk mandiri mengelola sumber daya alam negeri sendiri.

Kadang memang suatu niat baik itu, kata Zulkarnain lebih lanjut, tidak selamanya serta merta dapat diterima baik di tengah masyarakat. Terbukti kan selama ini, kita diperhadapkan beberapa kali aksi unjuk rasa dan sejumlah bentuk tuntutan dan kritikan lainnya di ruang publik. “Yah, hal itu sudah menjadi bahagian dari dinamika dalam mewarnai perjalanan sejarah investasi PT BMS ini,” beber Site Manager PT BMS.

Perusahaan kita sekarang ini, tambahnya, untuk tungku 2 juga sedang dalam tahap konstruksi pabrik smelternya. “Jadi itupun nantinya akan juga menyerap lowongan kerja yang tidak sedikit pula. Kita pun tentunya sangat berharap tungku 2 dalam waktu beberapa bulan ke depan sudah dapat menyusul untuk melakukan kegiatan operasi poroduksi,” pungkas Zulkarnain.

Untuk diketaui, Smelter nikel PT BMS sendiri merupakan perusahaan swasta nasional pertama yang dimodali putera indonesia tanpa campur tangan investasi asing atau luar negeri. Dengan dimulainya operasi produksi pabrik smelter PT BMS pada tunggku ferronikel 1 ini, setelah dinyatakan berhasil melalui tapping metal perdana sebelumnya. (Rilis Pres BMS/Herman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content