SUARAPELOSOK.COM, JAKARTA – Kasus Covid-19 kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan, tak terkecuali di Indonesia. Oleh sebab itu, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat Indonesia untuk kembali menerapkan protokol kesehatan dan melengkapi vaksin Covid-19.
Menkes Budi mengatakan bahwa vaksinasi penting untuk mengurangi derajat keparahan akibat Covid-19 dan fatalitas yang mungkin saja terjadi. Ia lebih lanjut menyinggung soal rencana vaksin Covid-19 yang akan mulai berbayar di tahun depan.
“Tahun depan kita rencananya membuka untuk klinik-klinik swasta, rumah sakit swasta untuk mengadakan vaksin sendiri sudah bisa. Kita akan tetap memberikannya gratis untuk masyarakat miskin yang mengikuti program penerima bantuan iuran dari BPJS,” ucap Menkes Budi, mengutip Detikcom, Minggu (17/12/2023).
Berkaitan dengan soal harga vaksin Covid-19 nantinya, Menkes Budi belum bisa buka-bukaan lebih lanjut. Namun, menurutnya harga vaksin Covid-19 nantinya akan berada di kisaran ratusan ribu rupiah.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh masyarakat Indonesia yang belum melengkapi vaksin Covid-19 untuk segera mendapatkannya selama masih bisa didapatkan secara gratis di fasilitas kesehatan terdekat.
“Kalau masih ada stoknya di Puskesmas sekarang itu bisa segera dipakai ya. Kisaran harganya mungkin nanti ratusan ribu, tapi sekarang kan gratis makanya cepat-cepat aja datang sekarang ke Puskesmas. Ratusan ribu tapi tidak semahal vaksin HPV lah ya,” pungkasnya.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat adanya lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir. Walaupun tinggi, pihak Kemenkes mengatakan bahwa situasi saat ini masih sangat terkendali.
Jumlah kasus positif masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan masa pandemi. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu memprediksi bahwa puncak kasus Covid-19 pada fase ini akan muncul setelah liburan Natal dan Tahun Baru.
“Kalau melihat dari pengalaman sebelumnya, kita mulai awal tren naik itu awal bulan Desember. Akhir November dihitung dari situ paling lama enam sampai delapan minggu puncaknya. Jadi kalau saya hitung kalau dari Desember ya mungkin puncaknya di awal Januari 2024 nanti,” ucap Maxi, Minggu (17/12/2023).
Untuk proyeksi jumlah kasus yang muncul nantinya, Maxi mengungkapkan bahwa hal tersebut akan bergantung dengan jumlah testing. Ia menambahkan bahwa jumlah testing Covid-19 saat ini dilakukan dengan lebih masif.
“Testing kita alhamdulillah saat ini kan juga mulai naik. Tadinya kan ratusan atau seribu, sekarang kita sudah dua ribuan hampir tiga ribu. Kalau makin banyak orang testing, maka kasusnya naik,” jelas Maxi.
Maxi mengimbau masyarakat yang memiliki gejala Covid-19 untuk segera melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat. Tidak hanya itu, ia juga meminta masyarakat untuk melengkapi vaksin Covid-19 untuk mencegah keparahan dan fatalitas dari penyakit tersebut.
“Sampai saat ini untuk melakukan testing Covid-19 itu masih gratis ya. Saat ini kita masih ada logistik untuk rapid antigen, tapi kita memang dari pusat juga penyalurannya ke KKP terutama yang untuk datang ke luar negeri. Mereka sudah dapatkan itu dan memang kita wajibkan mereka untuk melakukan surveilans pada orang yang sakit,” pungkasnya. (*)